Asal Mula Danau Singkarak
Danau Singkarak dengan luas 107,8 m2 merupakan danau terluas kedua setelah Danau Toba di Pulau Sumatra, Indonesia. Danau yang berada di ketinggian 36,5 meter dari permukaan laut ini terletak di dua kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Jika para wisatawan yang ingin menikmati keindahan panorama Danau ini, ada beberapa titik yang perlu di singgahi yakni di Daerah Kenagarian Kacang, Paninggahan, Malalo dan Pitalah.
Namun sebahagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.
Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl).Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter.
Namun sebahagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.
Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl).Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter.
Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan.
Sebuah peninggalan sejarah penting yang diduga berkaitan dengan sejarah Minangkabau dan Pagaruyung terbenam di dalam Danau Singkarak. Belum ada laporan upaya [Danau Singkarak.] penelitian dengan melakukan penyelaman sejak informasi ini dibuka pada 1970.
Tim Research Pengumpulan Data-data Sejarah Minangkabau yang diketuai Drs. Hasan Basri melaporkan dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar, Agustus 1970.
Tim yang mengumpulkan berbagai informasi tentang Minangkabau dan Pagaruyung mendapatkan cerita adanya ‘batu basurek' (batu bertulis) di Batu Baraguang, Sumpur, tepi Danau Singkarak. Tapi batu tersebut sudah terbenam beberapa meter ke dalam danau.
Sebuah peninggalan sejarah penting yang diduga berkaitan dengan sejarah Minangkabau dan Pagaruyung terbenam di dalam Danau Singkarak. Belum ada laporan upaya [Danau Singkarak.] penelitian dengan melakukan penyelaman sejak informasi ini dibuka pada 1970.
Tim Research Pengumpulan Data-data Sejarah Minangkabau yang diketuai Drs. Hasan Basri melaporkan dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar, Agustus 1970.
Tim yang mengumpulkan berbagai informasi tentang Minangkabau dan Pagaruyung mendapatkan cerita adanya ‘batu basurek' (batu bertulis) di Batu Baraguang, Sumpur, tepi Danau Singkarak. Tapi batu tersebut sudah terbenam beberapa meter ke dalam danau.
Di bawah batu basurek tersebut ada terdapat ‘batu bajanjang' (tangga batu) yang turun ke dalam danau dan di tengah danau tangga tersebut menonjol ke atas dan turun lagi kira-kira 1 km dan naik lagi sampai ke pantai seberang Jorong Sudut Sumpur.
"Menurut keterangan penangkap ikan, bagian tangga yang meninggi itu hanya beberapa meter di bawah air permukaan danau, dan di kiri-kanan batu bersurat tersebut terdapat gua-gua," demikian isi laporan tim yang dikutip dari makalahnya.
Apa isi surat yang terpahat di batu itu, adakah kaitannya dengan Adityawarman, untuk apa tangga tersebut, kenapa sampai terbenam di dasar Singkarak, apakah juga karena gempa mengingat patahan Sumatera melewati danau itu? Belum ada jawabannya